Pencarian lainnya

Contoh Bab I dan II PTK


BAB I

PENDAHULUAN



1.1        Latar Belakang

Peran seorang guru SD secara profesional adalah sebagai pembimbing, pengembang materi pelajaran, pengelola proses belajar mengajar dan agen pembaharu dan juga sebagai evaluator (Lestari, 2005). Dengan terpenuhinya semua peran guru ini, akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam proses belajar. Seiring dengan peran-peran tersebut sebagai pengelola proses belajar mengajar, seorang guru sekolah dasar yang professional harus mampu melakukan penilaian secara kontinyu terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan, sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dan  bagaimana pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa-siswanya.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak selalu berhasil menciptakan peserta didik yang berprestasi tinggi, meski peluang untuk itu sangatlah besar. Hal ini perlu disadari, karena proses pembelajaran dipengaruhi banyak faktor penghambat, baik yang bersumber dari guru, materi pelajaran, suasana, prasarana belajar, sumber belajar, media yang digunakan, maupun yang bersumber dari para peserta didik itu sendiri, seperti: minat, motivasi, kesehatan, kelengkapan buku belajar, dan juga tingkat intelegensi siswa.

Berkaitan dengan uraian di atas, penulis sebagai guru pada Sekolah Dasar Negeri 101 Kota Bengkulu memang menemukan masalah dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas IV. Masalah tersebut adalah hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA selalu rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis terhadap nilai-nilai hasil evaluasi siswa dan nilai hasil ulangan semester genap, yang rata-rata hanya mencapai nilai 60 – 65 dan jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM (nilai 70) atau lebih hanya sekitar 50% atau 15 orang siswa dari 30 siswa kelas IV.

Dari kenyataan itu, maka penulis meminta bantuan rekan guru yaitu Ibu Asrini,S.Pd untuk melakukan observasi terhadap proses belajar mengajar yang penulis laksanakan. Dari hasil observasi rekan sejawat ini  ternyata memang teridentifkasi beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA rendah, diantaranya yaitu:

-        Siswa tidak memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang dijelaskan guru.

-        Siswa seringkali tidak dapat menjawab dengan tepat beberapa pertanyaan guru saat proses pembelajaran.

-        Siswa sering izin keluar saat pembelajaran berlangsung.

Dari hasil analisis terhadap penyebab permasalahan di atas, maka penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action research) pada pelajaran IPA, dengan tujuan untuk meningkat hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA. PTK yang dilaksanakan itu menitik beratkan penggunaan media dalam penjelasan materi pelajaran sebagai upaya meningkat perhatian dan sekaligus hasil belajar siswa. PTK (Classroom actions research) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus (Siklus I dan II) pembelajaran ini, diharapkan mampu menjadi solusi yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.



1.2        Rumusan Masalah

Analisis penulis terhadap penyebab permasalahan pembelajaran tersebut di atas adalah:

o  Penjelasan materi pelajaran kurang menarik, sehingga perhatian siswa tidak terfokus pada penjelasan guru.

o  Proses penjelasan materi pelajaran IPA tidak menggunakan media.

Berdasarkan analisis permasalahan di atas, maka rumusan rmasalah pada PTK ini adalah “Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa  Kelas IV Pada Pelajaran IPA Melalui Media Model?”

1.3         Tujuan Penelitian

Tujuan melaksanakan kegiatan PTK, adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV pada Pelajaran IPA melalui Media Model.







1.4         Manfaat Penelitian

Bagi Siswa:

-     Dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa saat proses pembelajaran IPA melalui Media Model.

-     Dapat meningkatkan percaya diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga prestasi belajarnya berpeluang meningkat.

-     Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.

Bagi Guru:

-     Dapat memberikan kepercayaan diri kepada para guru untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang bermasalah di kelas

-     Dapat menjadikan media model (Torso) sebagai media pembelajaran yang tepat bagi siswa kelas IV pada pelajaran IPA.

-     Dapat mengembangkan berbagai media pembelajaran menarik dalam upaya meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV khususnya pelajaran IPA

-     Dapat meningkatkan profesionalisme guru melalui pelaksanaan PTK.

Bagi Sekolah:

-     Dapat menemukan konsep ideal dalam upaya meningkatkan Minat dan Hasil Belajar siswa di Sekolah secara keseluruhan.

-     Dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk mempersiapkan berbagai media belajar pada setiap kelas atau perpustakaan sekolah.



















BAB II

KAJIAN PUSTAKA



2.1    Penelitan Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam istilah aslinya disebut Classroom Action Research. Menurut Suharsimi (2007) dalam bukunya mendefinisikan PTK melalui paparan gabungan definisi dari kata “penelitian”, “tindakan, dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaranyang sama oleh guru.

Jadi kesimpulannya menurut Suharsimi (2007) penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan dimaksud adalah arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Lebih lanjut menurut Rustam (2004) “penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolanoratif dan pastisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.

Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui PTK, menurut Suhardjono (2007) meliputi: siswa, guru, materi pelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, hasil pembelajaran, lingkungan, dan pengelolaan.

Tujuan PTK secara rinci menurut Suhardjono (2007) adalah untuk:

1.         Meningkatkan mutu, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2.         Membantu guru dan tenaga kependidikan untuk mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas.

3.         Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.

4.         Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah.

Mencermati definisi dan tujuan dari PTK yang ungkapkan oleh para ahli di atas, secara ringkas pada dasarnya PTK memiliki manfaat sebagai berikut:

1.         Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran

2.         Meningkatkan profesionalitas guru

3.         Meningkatkan rasa percaya diri guru

4.         Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.



2.2    Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Proses pembelajaran ini bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, seorang guru harus mampu berperan penting sebagai: manusia sumber, komunikator, mediator, pembimbing dan penilai. Sebagai manusia sumber guru harus memiliki banyak wawasan dan ilmu pengetahuan. Sebagai komunikator seorang guru harus mampu menyampaikan informasi dengan tepat sehingga informasi tersebut dapat difahami oleh siswa.

Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran berpengaruh terhadap perhatian siswa. Berkenaan dengan ini, menurut Sumiati (2009) dalam bukunya, materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara yang menarik, sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat.

Proses belajar mengajar adalah interaksi langsung antara guru dan siswa dalam proses penyampaian materi pelajaran oleh guru dan proses penerimaan  materi pelajaran oleh siswa. Agar informasi (materi pelajaran) yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh siswa, maka proses penyampaian harus dikemas sedemikian rupa, agar siswa sebagai penerima pesan mendapatkan pesan/materi pelajaran secara maksimal. Hal inilah yang menjadi tolak ukur kemampuan professional seorang guru. 

2.3   Minat Belajar

Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungka, menyenangkan dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Jika kepuasan berkurang maka minat seseorang pun akan berkurang, (Lestari, 2005)

Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan berpengaruh besar pada tingkah laku dan sikap seseorang. Menurut Hurlock (dalam Lestari, 2005) ada 4 cara minat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu:

1.   Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi

2.   Minat dapat sebagai pendorong

3.   Minat berpengaruh pada prestasi

4.   Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selama-lamanya.

Hal-hal diminati anak umumnya: kepemimpinan, bermain konstruktif, menjelajah, mengkoleksi sesuatu, permainan/olah raga dan rekreasi.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa minat memang sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang, tak terkecuali pada siswa SD disaat ia menyukai suatu proses pembelajaran yang disampaikan guru, maka siswa tersebut akan menunjukkan prestasi yang lebih baik pada pelajaran tersebut.



2.4    Media Pembelajaran

Menurut Winataputra (2007) media berasal dari bahasa latin merupakan kata jamak dari “Medium”  yang secara harfiah berarti “perantara” (between), yaitu perantara sumber pessan (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses pembelajaran, media dapat diartikan sebagai : 1) teknologi pembawa pesan untuk keperluan pembelajaran, 2) sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya, 3) sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1.        Media pembelajaran merupakan wahana dari pesan/informasi yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa).

2.        Pesan atau bahan ajar yang disampaikan adalah materi pelajaran.

3.        Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.

a.       Pentingnya Media Pembelajaran

Mengapa media pembelajaran begitu penting?. Menurut Winataputra (2007), hal ini berkaitan dengan:

1)        Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil bila siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut. Dengan kata lain, yang menjadi pusat kegiatan dalam kegiatan pembelajaran bukanlah guru melainkan siswa. Hal ini berarti perlunya berbagai media sebagai fasilitas belajar.

2)        Banyak temuan penelitian yang mengungkapkan kehandalan media pembelajaran, diantaranya yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut:

75 % melalui indera penglihatan (visual)

13 % melalui indera pendengaran (auditori)

6 % melalui indera sentuhan dan perabaan

6 % melalui indera penciuman dan lidah.

3)        Temuan penelitian lainnya menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat diingat seseorang antara lain bergantung pada melalui indera apa ia memperoleh pengetahuannya.

Informasi yang masih dapat diingat dalam 3 Jam:

85 % (informasi yang diterima melalui Audio-visual)

72 % (informasi yang diterima melalui Visual)

70 % (informasi yang diterima melalui Auditori)

Informasi yang masih dapat diingat setelah 3 Hari:

65 % (informasi yang diterima melalui Audio-visual)

20 % (informasi yang diterima melalui Visual)

10 % (informasi yang diterima melalui Auditori)

b.      Media Model

Dalam kegiatan proses belajar mengajar guru dapat menggunakan berbagai media, salah satunya adalah Media Model. Menurut Rudi Susilana (2009) dalam bukunya menyatakan bahwa media model merupakan sebuah reproduksi yang kelihatan sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu. Media model termasuk dalam kelompok media objek buatan atau media cetak. Media ini  tiruan atau replika dari suatu benda, orang atau hewan yang dirancang khusus untuk pembelajaran atau pengamatan pendidikan.

Pentingnya penggunaan media menurut Kemp dan Dayton, 1985 (dalam Rudi Susilana, 2009) memberikan manfaat yang banyak dalam proses pembelajaran, yaitu:

1.      Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

2.      Pembelajaran dapat lebih menarik.

3.      Pembelajaran menjadi lebih interaktif

4.      Waktu pembelajaran dapt menjadi lebih pendek

5.      Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6.      Peran guru berubah kea rah yang positif.

Lebih lanjut menurut Rudi Susilana (2009) fungsi media dalam proses pembelajaran adalah: 1) sebagai alat hiburan, 2) mempercepat proses belajar, 3) meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, 4)meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir dan mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa penggunaan media pembelajaran sangat penting dalam menjelaskan materi. Hal itu sangat terkait dengan bagaimana pesan (materi ajar) dapat disampaikan secara jelas (melalui media) kepada para siswa. Melalui media pembelajaran siswa akan belajar dengan berinteraksi langsung dengan gambaran objek materi dan tidak hanya mendengar secara verbal. Dengan demikian panca indera siswa berinteraksi secara keseluruhan. Hal ini memungkinkan siswa mendapatkan informasi dan mengingat yang lebih banyak dari sebelumnya.

2.5    Materi Pelajaran IPA

Tiga aspek materi pelajaran IPA menurut Ernest Nagel (Sutarno, 2006), yaitu: 1) tujuan materi pelajaran IPA adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. 2) IPA sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa. 3) IPA sebagai metode, merupakan suatu perangkat aturan untuk memesahkan masalah, untuk mendapatkan atau mengetahui penyebab dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hukum-hukum atau teori-teori dari objek yang diamati. 

Berdasarkan aspek-aspek di atas dapat diketahui bahwa IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman belajar melalui serangkaian proses ilmiah, seperti: penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan melalui pendidikan formal di sekolah, tak terkecuali dilaksanakan di Sekolah Dasar yang dapat dilakukan melalui berbagai media belajar yang mendukung.



2.6    Keberhasilan Belajar

Dalam proses pembelajaran, antara aktivitas guru dalam mengajar dan proses pembelajaran terdapat hubungan yang sangat erat, seperti yang diungkapkan Sumiati (2009) yang menyatakan bahwa terdapat interaksi antara cara mengajar guru dengan pola motivasi belajar siswa, yang akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Begitupula menurut Abdullah (2006) “Suatu proses pembelajaran yang efektif akan berlangsung apabila memberikan keberhasilan dan kepuasan baik bagi guru maupun peserta didiknya”.

Sehubungan dengan hal-hal di atas dapat diartikan bahwa proses belajar mengajar dapat dikatakan optimal apabila melahirkan perubahan secara bermakna baik berupa perilaku ataupun nilai hasil belajar pada siswa. Begitupun cara guru mengajar, cara mengajar yang menarik, menantang siswa berfikir dan berperan aktif akan mempengaruhi motivasi siswa secara positif, sebaliknya apabila guru tidak bersemangat, tidak kreatif dalam mengajar, atau bahkan cenderung membosankan, maka tingkat motivasi siswa akan menjadi rendah. Begitupun keberhasilan proses pembelajaran dapat dikatakan meningkat atau positif apabila nilai ulangan/evaluasi atau ujian peserta didik memuaskan dan karena memenuhi passing grade (nilai KKM sekolah) yang ditetapkan.



2.7    Hipotesis Tindakan

Hasil identifikasi oleh rekan pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum dilakukan penelitian, penulis menganalisis penyebab masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA, yaitu rendahnya perhatian siswa terhadap penjelasan materi yang disampaikan guru.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA tersebut, maka penulis berupaya melakukan perubahan pada proses penjelasan materi pelajaran IPA melalui penggunaan Media Model.

Minat belajar (perhatian) dan hasil belajar siswa kelas IV dapat ditingkatkan melalui penggunaan Media Model.

Hipotesis yang diajukan di atas didasarkan pendapat Kemp dan Dayton, 1985 (dalam Rudi Susilana, 2009) memberikan manfaat yang banyak dalam proses pembelajaran, yaitu:

7.      Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

8.      Pembelajaran dapat lebih menarik.

9.      Pembelajaran menjadi lebih interaktif

10.  Waktu pembelajaran dapt menjadi lebih pendek

11.  Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

12.  Peran guru berubah kea rah yang positif.

Dari pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan media pembelajaran penting dalam penjelasan materi pelajaran. Melalui media pembelajaran siswa akan belajar dengan berinteraksi langsung dengan model objek dan tidak hanya mendengar secara verbal. Dengan demikian panca indera siswa berinteraksi secara keseluruhan. Hal ini memungkinkan siswa mendapatkan informasi dan mengingat yang lebih banyak dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Mari Berbagi, Berbagi itu Indah...

Anda ada ide bagus dan menarik?, dan ingin ide Anda tersebut diketahui dan dibaca banyak orang?, mari ikutan berbagi... !.
"BERBAGI ITU INDAH"
Anda dapat "mengirimkan ide/karya menarik berupa tulisan/gambar/video" ke Email kami.

Karya Anda akan dipublikasikan melalui Blog ini..
catatan: Karya/ide Anda sudah harus final.. trims atas partisipasinya.
Kirim sesuatu ke Blog ini